Senin, 13 Februari 2012

Catatan Avonturir | Gunung Welirang [3.156 mdpl] via Jalur Tretes - PART I

Posting kali ini ane mau berbagi cerita tentang trip dadakan ane naik gunung Welirang.. yup, kemaren ane naik gunung ini via jalur Tretes [maaf buat temen2 blogger, kemaren ane absen blogwalking. hehe] langsung aja gan..


PROLOG
February 10, 2012
Jum'at malam tanggal 10 Februari 2012, saya dan beberapa kawan [jack, dora, malik, dan dika] nongkrong di angkringan jln.soekarno-hatta Malang. entahlah, tiba2 muncul di pikiran saya untuk naik gunung, saya sudah kangen parah sama hawa dingin pegunungan. maklumlah, dua bulan ini saya ga kemana-mana. saya lalu membicarakan rencana tersebut kepada kawan2, kebetulan si Jack baru beli carrier, dia bersemangat dengan ide ini.. dika dan dora tidak bisa ikut karena ada acara di kampus, si malik juga ga bisa ikut karena ada urusan di Surabaya. 

akhirnya hanya saya dan jack saja yang sepakat untuk naik gunung.. karena kita hanya punya waktu 2 hari [sabtu - minggu], akhirnya kita memutuskan untuk naik gunung welirang..

saya lalu cari pinjaman kamera, saya sms beberapa kawan yang punya camdig.. alhamdulillah, akhirnya kita dapet pinjeman DSLR Canon EOS 1000D dari si Wahyu [thanks yu]. selesai nongkrong kami langsung meluncur ke kostnya Wahyu ambil kamera. rencananya besok kami berangkat ke Tretes jam 9 pagi.

pulang dari kost Wahyu kita langsung menuju kontrakan. sampai di kontrakan jam 3 pagi. Jack dan Dora langsung tidur, Malik dan Dika asyik surfing di dunia maya.. meskipun saya sudah 24 jam tidak tidur tapi sepertinya saya juga masih belum ngantuk, akhirnya saya memutuskan untuk main blog sebentar. cangkir kopi saya isi penuh lalu upload artikel tentang Tanjung Lesung [Banten], setelah itu saya asyik melakukan blogwalking.. tidak terasa hari sudah terang.

BAB I - BERANGKAT
February 11, 2012
Manusia memang hanya bisa merencanakan, Tuhan lah yang mengatur semuanya.. rencana kita berangkat ke Tretes jam 9 pagi tertunda karena kedatangan tamu dari Kediri, akhirnya kita baru bisa berangkat dari Malang jam 18.30.

Jalanan ramai sekali, saya mengendarai motor dengan santai.. tidak terlalu pelan, tidak juga ngebut. setelah 90 menit perjalanan, kita pun sampai di Pos Pendakian Gunung Welirang di Tretes - Prigen. kita lalu memarkir motor dan mengurus surat ijin pendakian

Perijinan Gunung Welirang:
Foto copy KTP
Biaya administrasi + Asuransi: Rp 3.000 / orang

Setelah selesai mengurus surat ijin pendakian kita mencari warung makan, suasana di Tretes pada malam minggu ramai sekali, kita menikmati makan malam kami sambil ngobrol ngalur ngidul memperhatikan lampu kendaraan yang berseliweran..

Pendakian di mulai pukul 21.02, kita berjalan santai.. udara malam terasa dingin, semakin masuk ke dalam hutan suasana semakin sepi, hanya ada suara-suara binatang malam.. langit pun terlihat sangat gelap, cuaca memang sedang mendung. kami hanya berharap malam ini tidak turun hujan.

sekitar 30 menit berjalan kaki kami berpapasan dengan 3 orang pendaki asal ITS Surabaya, mereka berjalan pincang dengan muka pucat sekali.. kami hanya berbincang sebentar, 2 orang dari mereka diam saja.. mungkin kelelahan.

melihat kondisi kelompok tadi, Jack mulai khawatir dengan medan yang akan kami lewati.. memang dia naik gunung welirang untuk pertama kalinya, sedangkan saya sudah pernah naik gunung ini.. jalur yang akan kami lewati memang penuh dengan tanjakan panjang yang menguras tenaga, tapi saya yakinkan pada Jack bahwa kita pasti bisa melewatinya.. kami mulai berjalan, tidak terlalu cepat.. santai namun dengan langkah pasti.

setelah satu jam berjalan kami menemui sebuah tanah landai, kami beristirahat sebentar menikmati sebatang Marlboro.. view dari tempat ini indah sekali, kita bisa melihat pemandangan lampu-lampu kota jauh di bawah sana. sungguh indah sekali.. seperti biasa, kami membicarakan hal-hal konyol yang bikin ngakak. atau sok berfilosofi ala pemikir ulung. sekedar untuk melupakan lelah.. namun dari pembicaraan kami yang konyol dan sok tau, ada juga pelajaran yang bisa di ambil.. salah satunya adalah kami sepakat bahwa hidup itu haruslah seperti mendaki gunung "urip iku kudune koyok munggah gunung, santai tapi pasti.. nek terlalu ngoyok malah kepegelen, nek terlalu lambat terus istirahat terlalu suwe malah nggarai males. istirahat sa'cukupe, mlaku ga usah terlalu ngoyok.. santai ae. seng penting ga lali karo tujuan yaitu puncak"

"hidup itu haruslah seperti mendaki gunung, santai tapi pasti.. kalau berjalan terlalu cepat atau terlalu memaksa malah bikin kecapaian, [kondisi fisik dan mental kita bisa drop]. kalau terlalu lambat dan istirahat terlalu lama malah bikin kita malas melangkah. istirahat secukupnya, berjalan tidak perlu terlalu cepat atau memaksa.. santai saja.. yang penting kita tidak lupa dengan tujuan kita yaitu puncak." intinya kami sepakat bahwa hidup itu haruslah mempunyai tujuan, mimpi dan cita-cita. dan untuk mencapainya kita tidak perlu berlari.. kita cukup berjalan.. biarpun pelan namun dengan langkah yang pasti dan penuh keyakinan.. tanpa ada kata menyerah.

seperti mendaki gunung, untuk mencapai puncak tidak ada jalan yang mudah. begitu juga hidup, untuk mencapai mimpi dan cita-cita tidak ada jalan yang gampang, untuk merasakan dan meresapi keindahan alam kita harus rela melewati gelapnya rimba, jalan berbatu, atau tanjakan - tanjakan yang membuat kaki kita serasa patah. namun kita harus tetap percaya bahwa puncak masih berdiri anggun di balik tanjakan dan gelapnya rimba..

bahwa dalam hidup ini kadang kita jatuh atau kelelahan, namun mimpi dan cita-cita masih menunggu di depan sana. yang perlu kita lakukan adalah bangkit dan mulai berjalan selangkah demi selangkah dengan penuh keyakinan, selalu menambah satu langkah dari jarak yang telah kita ambil.. tanpa ada kata menyerah.

Setelah istirahat kami rasa cukup, kami mulai berjalan.. headlamp saya mulai redup, tapi masih terlihat terang di bawah langit yang begitu gelap.. baterei yang saya gunakan adalah baterei bekas pendakian di Gn.Lawu pada Desember 2011 kemaren, dan tadi waktu berangkat saya lupa membeli baterei baru.. sial!! 

awalnya kami berjalan sambil ngobrol ga jelas sesekali tertawa, setelah 30 menit kami mulai diam, nafas kami mulai habis, suasana sepi sekali, kami hanya mendengar nafas kami yang semakin memburu, bersahutan dengan suara binatang-binatang malam.. sedangkan tanjakan masih terlihat begitu panjang.. setiap 10-15 menit berjalan kami diam mengatur nafas dan mengistirahatkan kaki selama 60 detik, setelah itu kami berjalan lagi.. carrier di pundak saya terasa lebih berat..

Saya melihat jam menunjukkan pukul 23.51 ketika saya mulai mendengar suara air.. saya yakin suara tersebut berasal dari Pos Kopkopan [sumber mata air pertama], setelah saya hitung ternyata hampir tiga jam sejak kita mulai berjalan dari pos pendakian. 3 jam adalah jarak waktu yang normal antara pos pendakian dengan pos kopkopan.. saya lalu berkata pada Jack yang berada di belakang saya bahwa tanjakan depan adalah yang terakhir sebelum pos kopkopan.. 

benar saja, setelah melewati tanjakan berliku penuh bebatuan, saya akhirnya mencapai sebuah tanah lapang.. Kopkopan adalah sebuah tempat dengan view yang sangat indah, dari sini kita bisa melihat lampu-lampu kota terhampar luas.. bagaikan jutaan bintang yang jatuh ke bumi, lalu seperti enggan berpulang ke langit mereka menetap di atas tanah yang luas.. indah sekali..

Pos Kopkopan biasanya cukup ramai di akhir pekan, beberapa pendaki biasanya banyak yang menghabiskan malam minggu disini, tidak ada niat menuju puncak, hanya sekedar melepas rasa bosan pada ramai dan bisingnya kota sambil menikmati pemandangan cantik dari pos kopkopan.. namun hari ini saya hanya melihat satu tenda, dan sepertinya penghuni tenda tersebut sudah terlelap.

seperti yang kami perkirakan, kami tiba di Pos Kopkopan pukul 00.00.. tujuan kami adalah Pos Pondokan [Pos terakhir sebelum puncak], kopkopan dan pondokan berjarak sekitar 3 jam jalan kaki. rencananya kami akan mulai berjalan lagi pukul 01.00.. 

kami pun melepas lelah sambil menikmati hamparan luas lampu-lampu perkotaan yang terlihat begitu anggun..
wah wah wah.. ga terasa cerita ane uda cukup panjang, padahal itu belum setengah perjalanan gan.. terpaksa nyambung ke part II ya.. :), oh ya, ga ada foto yang bisa di upload.. ane dan kawan ane baru bisa narsis pas nyampe di pos pondokan.. hehe

Baca catatan avonturir - gunung welirang:
>>PART I [Prolog] [Bab I - Berangkat]<<
>PART II [Lanjutan Bab I - Berangkat] [Bab II - Summit Attack]<
>PART III [Bab III - Pulang] [Epilog]< 

0 komentar:

Posting Komentar